Minggu, 01 Januari 2012

Jakarta dari Busway: Tiara

Hari memang masih pagi... belum banyak aktivitas di jakarta, Busway  melaju dengan kecepatan sedang. Membawaku dan sahabat lamaku Iwan berkeliling Jakarta. Kami duduk tenang di sejuk busway. Memandangi ibukota yang -sebenarnya- luar biasa indah... ia pun memulai bercerita...

"Namanya Tiara..., Mas"
" Dia memang spesial..."
 "ya.. bagiku dia seperti mutiara.."
"dahulu.. maupun sekarang..."

Obrolan kami bermula begitu saja... lama tidak berjumpa.. tapi sepertinya bakal serius sekali...

"sebenarnya sudah lama sekali..."
"Tapi ndak tau yo mas... namanya cinta monyet...."
"pasti tetap berkesan buat siapa saja..."

Aku hanya diam.. sesekali, aku mencuri-curi pandang.. melirik senyum getirnya..  masih  tersungging... tatapan mata pasrah.. penuh rasa lega.

Lanjutkan..!!  lanjutkan...!! Batinku...

Sepertinya suasana busway sangat kondusif, bulan juga lagi merah jambu... (kata sebagian orang2 muda). Oalah ini bukankah ini bulan  Februari... bulannya (katanya) anak muda yang lagi kasmaran. tapi tidak bagiku... Proyek sudah separo jalan... dan masih jauh dari yang diharapkan progresnya... tinggal  tersisa 100 hari lagi. kalau tidak ngebut... selesai pada waktunya... bakaanl kena penalti dari Jepun-jepun itu...apa ndak serem?

ko yo ada-ada saja... entahlah.. memang selalu menyenangkan mendengarkan cerita-cerita orang lain. memang selalu membahagiakan belajar dari gurunya langsung. lebih meresap bumbunya... itu bahasa kulinernya...

 Iwan mulai lagi...

"Aku tidak pernah suka dengannya.. pada awalnya..."
"aku orang hanya orang biasa.. yang sedang tidak ingin memikirkan urusan kasmaran"
"aku selalu cuek dengan urusan ini..."
"Aku lebih memikirkan diri sendiri... memikirkan masa depan sekolahku..."

"Sampai suatu hari.. Tiara memberikan makanan kecil padaku..."
"Sepotong manisan... warna merah jambu"
"Iwan, tolong kau cicipi.."
"Ini asli buatanku... "
"Hanya sedikit.. tolong dibagi dengan Aan y.. (teman iwan yang lain..)"

"Aku terpana mas...."
"Gemeteran... deg-degan.."
"Aku masih rindu perasaan itu... sampai sekarang..."

Bukankah sudah kukatakan kepadamu... tiap-tiap dari kita... memiliki sendiri-sendiri hari spesialnya. Ada hari ketika ia dilahirkan, hari mulai belajar merangkak, hari mulai berjalan hingga bisa berlari. manusia tumbuh besar dengan hari-hari. jatuh bangun, sakit, sehat, tertawa, menangis, sendirian, ramai, sukses, gagal, semua dilalui bersama hari-hari. Termasuk salah satunya hari ketika mulai mencitai seseorang... tetang yang identik dengan merah muda...

hari itu... Iwan merasakan sesutu yang ia tidak pernah pahami sebelumnya. Ia tertarik dengan Tiara. perempuan sederhana, agak pendiam. tapi berbeda... Tiara selalu berbagi dengan orang lain... seberapa pun yang ia miliki.. orang lain selalu ikut merasakannya. Dan.. potongan yang lebih besar selalu milik orang lain. Dia selalu puas dengan bagiannya yang lebih kecil. namun ia sangat bahagia saat memberi... Tiara memiliki pesona luar biasa.. setidaknya untuk sobatku Iwan...

"Iwan -untuk pertama kalinya- jatuh cinta kepada Tiara.."

Dan tentu saja seperti cerita kebanyakan... ternyata perasaan Iwan tidak pernah terbalas. atau setidak-tidaknya mendapatkan balasan.

Sungguh... Aku tidak begitu suka menceritakan percintaan, seperti sudah pernah kukatakan padamu kawan... aku tidak akan bercerita kecuali yang berharga untukmu... bahwa selalu ada kebaikan di setiap hal yang kita alami... bahwa ada kasih syang Alloh... yang selalu menemani... hamba-hamba-Nya yang baik hati

"Aku ndak pernah tahu apa yang dia rasakan mas naryo..."
"Tiara tidak pernah bilang padaku.. apa dia suka denganku atau tidak..."
"Waktu itu..."

"Sampai pada akhirnya semua menjadi terang.."
"dia memilih orang lain..., setidaknya itu menjadi jawaban yang tegas..., Jelas.."

Iwan tersenyum... menggeleng-geleng tidak percaya.  Menertawakan kebodohannya sendiri... menekuri apa yang telah digariskan Alloh untuk kehidupannya...

"Gusti Alloh memang Maha Adil, Mas.."
"Cinta Tiara memang tidak pernah berbalas mas..."
"Tapi..."
"Ia meninggalkan sesuatu yang jauh lebih berharga dari itu semua..."

"Berbagi dengan orang lain.."

"Bahwa seberapapun yang engkau miliki... pastikan... orang lain ikut merasakannya..."

Aku sungguh bangga dengan sahabatku Iwan, dia memang selalu spesial... memaknai sesuatu dengan cara yang tidak biasa. Ia memang tidak pernah mendapatkan Tiara... tapi Ia dianugerahi yang lebih istimewa.. "Pemahaman yang baik tentang kehidupan"...

Tak terasa... busway sudah sampai di tujuan akhir...  Kami harus turun... Iwan masih saja tersenyum... mengenang masa lalunya.. Mengenang Tiara... Mengenang sepotong manisan warna merah jambu....


saat Alloh menjawab doamu, Ia meminta Imanmu..
saat Alloh belum menjawab doamu, Ia menguji kesabaranmu..
dan..
saat Alloh mengabulkan yang bukan doamu...
Sungguh...
Ia menganugerahkan yang terbaik untukmu...

1 komentar: