Jumat, 30 Desember 2011

Sebuah Doa....

Ya Alloh..
Berikanlah taqwa kepada jiwa-jiwa kami dan sucukan dia..
Engkaulah sebaik-baik yang mensucikannya..
Engkau pencipta dan pelindungnya...

Ya Alloh...
Perbaiki hubungan antar kami..
Rukunkan antar hati kami..
Tunjuki kami jalan keselamatan..
Selamatkan kami dari kegelapan kepada terang..

Ya Alloh..
Jadikan kami orang-orang muda yang menghormati orang tua..
jadikan kami orang tua yang menyayangi orang muda..
Janganlah engkau tananmkan di hati kami ..
Kesombongan dan kekasaran terhadap sesama hamba-Mu..
Bersihkan hati kami dari benih-benih perpecahan..
Penghianatan dan kebencian..

Ya Alloh..
Wahai yang memudahkan segala yang sukar..
Wahai yang menyambung segala yang patah..
Wahai yang menemani semua yang tersendiri..
Wahai pengaman segala takut..
Wahai penguat segala yang lemah..

Mudah bagi-Mu memudahkan segala yang susah..
Mudahkan jalan kami...

Rabu, 28 Desember 2011

Arti Nama-nama Orang Jawa.....

Pandai menanam bunga, diberi nama Rosman.
Pandai memperbaiki mobil, diberi nama Karman.
Pandai main golf, Parman.
Pandai dalam korespondensi, Suratman.
Gagah perkasa, Suparman.
Kuat dalam berjalan, Wakiman.
Berani bertanya, Asman.
Ahli membuat kue, Paiman.
Pandai berdagang, Saliman.
Pandai melukis, Saniman.
Agar jadi orang kaya, Sugiman.
Agar besar nanti padai cari muka, Yesman
Suka begituan, Pakman
Suka makan toge goreng, Togiman
Selalu ketagihan, Tuman
Suka telanjang, Nudiman
Selalu sibuk terus, Bisiman
Biar pinter main game …. Giman
Biar bisa sering cuti …. Sutiman
Biar jadi juragan sate …. Satiman
Biar jadi juragan trasi …. Tarsiman
Biar pinter memecahkan problem
…. Sukarman
Biar kalau ujian ndak usah mengulang …. Herman
Biar pinter bikin jus …. Yusman
Biar jadi orang yang berwibawa …. Jaiman
Biar jadi pemain musik …. Basman
Biar awet muda …. Boiman
Biar pinter berperang …. Warman
Biar jadi orang Bali …. Nyoman
Biar jadi orang Sunda …. Maman
Biar lincah seperti monyet …. Hanoman
Biar jadi orang Belanda …. Kuman
Biar tetep tinggal di Jogja …. Sleman
Biar jadi tukang sepatu handal …. Soleman
Biar tetep bisa jalan walau ndak pake mesin …. Delman
Biar pinter bahasa jerman …. Kauman
Biar jadi polisi …. Aman
Biar jadi jagoan …. Reman
Biar selalu inget Tuhan …. Iman
Biar bisa
jadi joki …. Triman
Biar bisa jadi supranatural. … Rohman
Biar jadi orang rendah hati …. Soriman
Biar bisa jalan jalan malem …. Batman
Biar jadi orang besar …. Sudirman
Biar nanti pandai merayu …. Roman
Biar tetep sadar dalam kondisi apapun …. Siuman
Kalo nanti jadi tukang kebon …. Siraman
Biar nanti jago nembak …. Dorman
Biar mirip tokoh wayang …. Jelmaan
Biar kuat di musim dingin …. Kulman
Biar bisa santai terus …. Nyaman
Biar bisa kerja di salon …. Poniman
Biar ga jadi orang stres …. Sutrisman
Biar jadi orang baik hati …. Budiman
Biar jadi orang suci …. Sulaiman
Pandai merajut…. Sulaman
Biar hatinya selalu iba …. Kasiman
Biar jadi orang pecinta damai …. Pisman
Biar jadi orang orang …. Gileluman

Hehehe..becanda boleh kan ya? Pissman!!

Lilis....

Hari masih pagi, kosanku masih sepi. kabut masih menyelimuti jogja. matahari pun masih enggan melenggang merah seperti biasa. Aku masih ngantuk seperti biasa,masih bergumul dengan bantal  bau. semestinya sudah harus dijemur.
..malas..
Ah nanti saja.. nunggu agak panasan... nyari pembenaran.

HP bulukku berdering ringan. Sebuah pesan singkat masuk.

"Mas.. mba lilis di rumah sakit.. "
"Di sarjito.., sakit lagi.."
"katanya mau dioperasi"

"hemm.. lilis sakit lagi..." gumamku lirih.
"Kenapa lagi si Lilis. sakit apa lagi dia." Aku merem lagi, ngantukku ilang begitu saja.

Aku masih enggan beranjak dari tempat tidur. berat sekali rasanya melangkah. Bukankah ini hari minggu? mestinya aku tidak kemana-mana. beres-bres kosan, nyuci baju dan nonton kartun seharian atau apalah.

Namun..,

anak-anak itu selalu lebih penting bagiku.

aku pergi ke sarjito pagi itu juga...

Setelah muter-muter rumah sakit. tanya sana-sini, akhirnya sampe ke resepsionis.

"Pasien Lilis di kamar berapa ya mba?" tanyaku ke resepsionis.

"kamar Melati Nomer 5"  enggan ia menjawab, sudah seharusnya ia gantian sif. sepertinya sang pengganti belum datang, mungkin lagi sibuk di rumah. jogja juga tidak mungkin macet hari minggu.

"E.. mas naryo.." Lilis menyapaku lirih. wajahnya pucat. tapi senyum sepuluh sentinya hangat menyapa.  ada gurat bahagia di wajahnya. sejak masuk rumah sakit  kemarin sore, ia sendirian. semestinya memang dia tidak bermalam jauh-jauh di sarjito. ada rumah sakit yg bagus di dekat PAY. biayanya juga lebih murah, setidak-tidaknya ada anak-anak bisa menemaninya bergantian. sarjito jauh dari PAY. tapi bukan lilis nyamanya kalau tidak ribet seperti ini. Bukan Lilis, kalau tidak "berulah".

"sakit apa kamu lis?" tanyaku pelan.

"Perutku sakit mas..." jawabnya lirih.

Ini sudah "Kesebelas" kalinya LIlis berulah begini. Menolak makan yang baik. Lebih memilih tidur di lantai ubin yang dingin dari pada kasur empuk yang sudah disediakan. Bertingkah aneh-aneh. Merepotkan banyak orang.

Usus halusnya memang sudah bermasalah sejak lama. Entah sudah berapa kali perutnya di bedah. Entah sudah berapa panjang usus yg di potong untuk menyelamatkan sisa hidupnya. Aku berharap, kali ini Lilis tidak menyerah.

Siang hari di PAY...

"Biarin saja mas.."
"Memang anaknya yg susah diatur.." Aku ikut kena semprot Bu nani.
"kalau sakit begini kan semuanya repot..." Bu nani terlihat tambah kesal.
"Lagian.. kenapa, jauh-jauh di sana.." yang diomeli malah nyengir. Ibu harus didengarkan. Jangan didebat.

...BAHAYA...

Bu Nani seperti ibuku sendiri. seperti ibu untuk anak-anak. marahnya adalah rasa sayang. Ia mengasihi kami.. -yang bukan darah dagingnya- melebihi anak-anaknya sendiri. Usia Bu Nani sudah tidak muda lagi. tapi semangatnya tidak pernah menua. Tak sedikitpun nafasnya mengendor untuk mendidik anak-anak.

Dari cerita yg kudengar. sejak kecil Lilis tidak mengenal Orang tua kandungnya. Aku tidak mengerti mengapa bisa sampai di PAY. Anak-anak PAY memang istimewa. namun, lilis lebih istimewa.  Selalu ingin menonjol dari yang lain. selalu meminta perhatian lebih.

Waktu berlalu... bebrapa bulan kemudian, lilis pamitan dari PAY. katanya ingin mandiri. Tak bisa dicegah. aku tidak bisa berbuat banyak.

Lama aku tidak mendengar kabarnya...
Hingga di satu pagi yg dingin, kosanku masih sepi. kabut masih menyelimuti jogja. matahari pun masih enggan melenggang merah seperti biasa. Aku masih ngantuk seperti biasa,masih bergumul dengan bantal  bau. semestinya sudah harus dijemur.

..malas..

Ah nanti saja.. nunggu agak panasan... nyari pembenaran.

HP bulukku berdering ringan. Sebuah pesan singkat masuk.

"Mas.. Lilis meniggal dunia.."

"Innalillahi wa inna ilaihi rojiun" gumamku  lirih.

"Secepat ini kamu pergi nduk..."

Siang harinya...

Kulihat Lilis sudah terbujur kaku. disemayamkan di atas meja. Disebuah rumah kecil di perempatan yang ramai dekat Godean. tidak banyak yang melayat, dan tidak ada satupun yang aku kenal. aku hanya bisa mendoakan dari balik kain batik yang menutupi seluruh tubuhnya. aku membayangkan wajah penuh senyum seperti di sarjito tempo hari. Wajah pucat yg kini tertidur di depanku.

bahkan hingga akhir pun aku tidak bisa melihat wajahnya.

Doaku...

Semoga Alloh SWT yg maha lembut, senantasa menyayangimu. Maafkan kami yg tidak bisa menyayangi seperti yang engkau inginkan. Maafkan kami yang tidak bisa mengerti apa yang engkau maui. Maafkan kami yg tidak bisa memahamimu seperti yang engkau pinta.  Semoga Alloh.. yang memahami segala isi hati hamba-hambanya, senantiasa menyayangimu seperti yang engkau harapakan.

 semoga ALloh SWT menempatkanmu di tempat yang mulia, bersama kekasih-kekasih -Nya yang lain.

Kelak  pada waktunya... saat kami semua harus kembali.

aku berharap semoga bisa menemuimu kembali..

Wajah pucatmu telah hilang..
sedu sedanmu lenyap..
berganti dengan senyuman bercahaya...
Berganti dengan wajah ceria penuh bahagia..
diantara  bebungaan penuh warna...
diantara  indahnya permata di  taman surga...



Kamis, 22 Desember 2011

Strong at The Broken Places

Cohen menghabiskan waktu tiga tahuan untuk mencatat rentetan kehidupan lima `warga negara penderita sakit` : Denise, penderita ALS (penurunan fungsi saraf motorik yang menyebabkan kelumpuhan otot); Buzz, yang iman Kristianinya membantu dirinya menghadapi limfoma non-Hodgkin (kanker kelenjar getah bening); Sarah, wanita muda yang tabah menghadapi penyakit Crohn (semacam radang di saluran pencernaan); Ben, mahasiswa penderita muscular dystrophy(menurunnya kekuatan otot yang mengakibatkan kelumpuhan); Larry, penderita gangguan bipolar (kelainan mental yang menyebabkan penderita merasakan gembira dan sedih berlebihan).
Lima orang itu berbeda usia dan jenis kelamin ras dan status ekonominya, tetapi bertekad menjalani kehidupan sesuai cara masing-masing. Cohen membangun hubungan intens dengan masing-masing individu, berbicara dengan keluarga dan teman-teman mereka, berbagi kebahagiaan, walaupun dalam kondisi yang menyakitkan hati.
Walaupun penyakit masing-masing merusak, dengan cara yang berbeda, Cohen menunjukkan pengalaman mereka sungguh mirip dan memberikan pelajran bagi kita-tentang ketabahan, keberanian menghadapi kesukaran dan ketidakpedulian masyarakat, mempertahankan harapan, serta bagaimana mencari kekuatan dan kedamaian dalam kondisi yang paling sulit sekalipun.
Kita semua tegar dalam menghadapi penderitaan, lebih tegar daripada yang kita bayangkan. Dalam berbagi kisah yang inspiratif ini, Richard M Chohen dan para pejuang pelawan penyakit ini menawarkan panduan suara pengharapan.

Mother, how are you today? -My version-







Mother, how are you today?
Here is a note from your Son
With me everything is ok.
Mother, how are you today?

Mother, don't worry, I'm fine.
Promise to see you this summer.
This time there will be no delay.
Mother, how are you today?


I (hope) found the Women of my dreams.
Next time you will get to know her.
Many things happened while I was away.
Mother, how are you today?








Senin, 05 Desember 2011

Sunset Bersama Rosie - Belum sempat menulis jadi Copas Dulu

ukahujan
 
Sebenarnya apakah itu perasaan? Keinginan? Rasa memiliki? Rasa sakit, gelisah, sesak, tidak bisa tidur, kerinduan, kebencian? Bukankah dengan berlalunya waktu semuanya seperti gelas kosong yang berdebu, begitu-begitu saja, tidak istimewa. Malah lucu serta gemas saat dikenang.
Sebenarnya apakah pengorbanan memiliki harga dan batasan? Atau priceless, tidak terbeli dengan uang, karena kita lakukan hanya untuk sesuatu yang amat special di waktu yang juga special? Atau boleh jadi gratis, karena kita lakukan saja, dan selalu menyenangkan untuk dilakukan berkali-kali.
Sebenarnya apakah itu arti ‘kesempatan’? Apakah itu makna ‘keputusan’? Bagaimana mungkin kita terkadang menyesal karena sebuah ‘keputusan’ atas sepucuk ‘kesempatan’? Sebenarnya, siapakah yang selalu pantas kita sayangi?

Novel ini mengisahkan seorang Tegar (35 tahun) yang selalu menyukai pagi. Kisah dimulai saat ia sedang duduk di kantornya sambil menunggu video-streaming dari Rosie dan keluarganya yang sedang merayakan 13 tahun pernikahan di Jimbaran. Tapi kejadian bom bali secara tak terduga menghapus jejak kegembiraan Rosie dan keluarganya. Nathan, suami Rosie meninggal dalam tragedi itu.
Tak selesai sampai di situ, ternyata kejadian bom Bali itu membawa perubahan yang luar biasa besar. Rosie kehilangan suaminya, membuatnya depresi berat hingga mencoba bunuh diri. Sementara Tegar membatalkan pertunangannya dengan Sekar demi menemani Rosie dan anak-anaknya melewati masa-masa sulit itu.
Flashback…. Tegar dan Rosie sebenarnya adalah teman masa kecil dan diam-diam Tegar menaruh hati pada teman kecilnya itu. Suatu ketika (saat mereka sudah kuliah), Tegar memperkenalkan Rosie pada Nathan. Tanpa ia duga bahwa perkenalan itu awal dari kisah menyedihkan mereka. Baru dua bulan berkenalan, Nathan menyatakan cinta pada Rosie di mana saat yang bersamaan Tegar hendak menyatakan hal yang sama. Ah, rencana Tuhan memang selalu misterius, 20 tahun lamanya Tegar memendam perasaan itu pada Rosie akhirnya harus terkalahkan oleh cinta 2 bulannya Nathan.
Bagaimana kelanjutannya? Ah, gak seru kalau aku tulis semua di sini. Baca sendiri dah! Lumayan mengaduk-aduk perasaan. Lika liku kehidupan antara Rosie, Tegar, Sekar, dan anak-anak Rosie yang benar-benar dekat dengan kehidupan kita, pertarungan rasio dan perasaan. Hiks, aku kasihan sama tokoh Sekar. Bagi perempuan (mungkin) memang dicintai lebih baik daripada mencintai. Jadi inget pernyataan Ahyar Anwar dalam Infinitum:
Seorang perempuan yang bersembunyi dalam pikiran dan kenangan seorang lelaki selalu punya kisah yang tak mungkin terbunuh.
Kesempatan tidak datang dua kali. Seandainya ada, pasti dalam ruang dan waktu yang berbeda dan tentunya dengan perasaan yang tak sama, seperti kata Tere “pemahaman yang baru”. Pelajaran yang bisa diambil: jangan sampai kehilangan kesempatan, Sob! Dalam hal apapun, bukan hanya dalam hal percintaan seperti yang ditulis Bung Tere. Satu kesempatan kecil hilang, sama artinya kau membiarkan perubahan besar dalam hidupmu. Yah,, meski semua sudah Allah tuliskan. Kita tak bisa menolak takdir. 

Takdir tak pernah salah berkisah bukan?

Minggu, 27 November 2011

Muhammad Para Pengeja Hujan

“Diakah Atsvat Ereta? Lelaki yang kelahirannya telah lama diramalkan dalam gulungan-gulungan perkamen kuno? Sosok Maitreya yang memiliki tubuh semurni emas, terang-benderang dan suci?”

Setelah sebelumnya berhasil mengkisahkan potongan perjalanan hidup Rasulullah SAW dalam Muhammad Lelaki Penggenggam Hujan, Tasaro GK hadir kembali melalui karyanya yang lain tentang penggalan lain kisah Baginda Rasul dalam Muhammad Para Pengeja Hujan. Masih tentang sosok yang dijanjikan dalam berbagai kiab suci , mulai dari kitab Kuntap Sukt, kitab Injil, kitab Zardhust, ajaran Budha. Masih juga tentang Kashva, sang pemindai Surga yang diburu oleh Khosrou II karena ingin memurnikan ajaran Zhardust.

Kisah dalam novel ini terbagi menjadi tiga kisah berbeda yang terjadi pada saat yang hampir bersamaan di tempat yang berbeda. Kisah yang pertama memuat tentang kisah perjalanan Baginda Rasul SAW hingga Khalifah Abu Bakar RA. Kisah dan alur Baginda Rasulullah disampaikan dengan apik dan cukup mendetail oleh Tasaro. Mulai dari masa sebelum kelahiran Rasulullah, seperti Nazar Abdul Muthalib, pernikahan kedua orang tuanya, kelahiran Baginda Rasul, serbuan pasukan Gajah pimpinan Abrahah, masa kecil Rasul ketika dititipkan kepada keluarga Halimah, hingga wafatnya Rasulullah SAW. Setelah Rasulullah wafat kisah dilanjutkan ke masa kepemimpinan Khalifah Abu Bakar Ash Shidiq hingga wafatnya Sang Khalifah.

Kisah kedua memuat kelanjutan kisah Kashva, sang pemindai surga. Setelah dalam kisah sebelumnya kisah pencarian Kashva akan Sang Pembawa Kebenaran berakhir di Tibet. Kini di Tibet, Kashva kehilangan Xerxes dan Mashya karena bencana banjir ketika meninggalkan Gunung Kailash. Ditemani dengan Vakshur, seorang remaja yang menjadi pengawalnya, mereka melakukan perjalan mendaki 13 gunung suci di Tibet untuk menemukan jejak Xerxes dan Mashya. Satu persatu puncak pegunungan suci mereka jelajahi demi mendapatkan jejak, hingga pada puncak ke sepuluh dimana ia bertemu dengan biksu Tashidelek yang membersamai Kashva memasuki Kuil Perdebatan. Kuil yang kian memberikan titik terang bagi Kashva terhadap sosok Astvat Ereta. Yang sempat membuatnya bimbang apakah mencari jejak Astvat Ereta atau mencari Xerxes dan Mashya. Di sisi lain, Kashva mulai bertanya-tanya dalam hati mengenai perubahan sikap Vakhsur setelah mereka bertemu dengan Biksu Tashidelek. Apa sebenarnya yang disembunyikan Vakshur? Tapi Kasha urun menanyakan ke Vakshur perihal tersebut. Di puncak yang sama Vakshur menemukan jejak Xerxes dan Mashya melalui pahatan yang bertuliskan ‘Mashya, Xerxes, ke Persia’. Mereka pun kemudian melanjutkan perjalanan ke Persia. Yang ketika tiba di Persia, bukannya bertemu dengan Xerxes malah membuat Kashva masuk ke dalam jeruji besi.

Kisah terakhir mengambil latar di Persia. Sepeninggal Khosrou II, perebutan kekuasaan dan pertumpahan terjadi dalam waktu yang singkat dan secara terus menerus. Seorang arsitek wanita ternama yang bernama Atusa diminta untuk menemui para putri keturunan Khosrou II, yang bernama Purandokht, Turandokht dan Azarmidokht, untuk menghidupkan atanatoi, pasukan Immortal yang berjumlah 10.000 tentara pelindung raja Persia. Atusa yang awalnya menolak karena merasa tidak kompeten akhirnya menerima permintaan tersebut. Dalam perjalanan mengemban tugas menghidupkan kembali athanatoi, Atusa dibantu oleh Turandokht, kakak Azarmidokht yang memegang teguh ajaran Zarathusta. Dalam perkembangannya, Atusa ternyata sangat berbakat dan mahir dalam mengembangkan atanatoi. Pergolakan pun terjadi dan penguasa Persia silih berganti terjadi hingga akhirnya Ratu Purandokht berhasil naik tahta. Sempat membawa angin segar bagi rakyatnya, akan tetapi ternyata nasib Purandokht juga berakhir dengan terbunuh. Azarmidkokht menemukan kakak perempuannya itu diracuni suatu pagi. Sepupu mereka kemudian naik tahta. Tapi itupun tak berlangsung lama. Konspirasi demi konspirasi terjadi di istana. Hingga menghantarkan Azarmidokht menduduki singgasana Khosrou. Saat itulah cadar biru Jenderal Atusa tersingkap. Siapakah Jenderal Atusa sebenarnya? Dan benarkan Azarmidokht tidak terlibat pembunuhan saudaranya?

Secara umum novel ini sangat bagus dan sangat direkomendasikan untuk anda baca. Bahkan menurut saya novel ini lebih baik dari novel sebelumnya. Meskipun terlihat sangat tebal, tapi novel 688 halaman ini sungguh mampu membius kita untuk terus membacanya karena pilihan kata dari Tasaro yang begitu memikat. Tasaro benar-benar menciptakan candu dalam huruf demi huruf yang tercetak dalam lembar demi lembar novel ini.

Detail dan penggambaran novel ini juga sangat baik sehingga membuat kita larut seakan-akan melihat langsung dan berada dalam kisah yang dituturkan Tasaro secara detail. Tak heran memang, karena sepertinya Tasaro telah melakukan riset terlebih dahulu sebelum menulis novel ini. Mulai dari kisah Rasulullah SAW, Khalifah Abu Bakar, hingga kekaisaran Persia. Khusus untuk kekaisaran Persia, Tasaro bahkan membuat saya kesulitan dalam membedakan antara kisah yang berdasarkan fakta dengan fiksi karena penggambarannya yang sangat mendetail dan adanya tokoh-tokoh yang selama ini memang tercatat dalam sejarah dunia, seperti Khosrou II, Purandokht, Turandokht, dan lainnya.

Peradaban Persia juga disampaikan dengan mendetail dan memikat, mulai dari kuliner khas Persia seperti Reshteh, yaitu makanan sejenis mie khas Persia. Fesenjun, nasi yang disajikan dengan daging bebek berlumur bumbu dan pasta, dengan cara penyajian yang khusus. Ash yang terdiri dari campuran daging kambing, sayuran, dan kacang-kacangan. Lengkap dengan cara penyajian dan proses pembuatan makanan tersebut. Tasaro juga menggunakan beberapa istilah khas Persia seperti Khanum dan Agha yang merupakan penyebutan secara hormat kepada seorang perempuan dan laki-laki.

Kalaupun ada sedikit koreksi mengenai novel ini, maka koreksi itu terdapat pada sedikit kesalahan pengetikan di Novel ini meskipun itu sangat minor dan tertutup oleh indahnya penuturan Tasaro di Novel ini. Tasaro juga berhasil membuat kita bertanya-tanya tentang akhir dari kisah ini dengan menggantungkan kisah Kashva, Turandokht, dan Atusa. Pertanyaan, akankah novel ini berlanjut…

Senin, 21 November 2011

Tak lelo ledung bag.2


Tak lelo lelo lelo ledung
Cup menenga aja pijer nangis
Anakku sing bagus rupane
Yen nangis ndak ilang baguse

Tak gadang bisa urip mulyo
Dadiyo prio  utomo
Ngluhurke asmane wong tuwa
Dadiyo pandekaring bangsa

Ibu
ingkang putra badhe nyuwun pangestu
tansah lancar anggen kulo nuntut ilmu
supados kulo saget migunani
marang nuso bongso tumrapipun agami
ing pandunga
ugi restu
tan ono sambikolo
kang sumanding njroning rogo
lan upoyo tumraping gusti ingkang moho kuwoso


pandungane ibuku iku sipat kandel uripku
gegamane uripku
jroning sanubariku
tetes sing kang waspomu
tondo tulus atimu
ingkang tansah lumintu
marang kanugrahan kang satuhu marang putramu
Wis cup menenga anakku
Kae mbulane ndadari
Kaya butho nggegilani
Lagi nggoleki cah nangis

naliko mbiyen 9 sasi nang garbane
ibu tansah sabar
nadyan ra penak rasane
sa jroning rasa ibu tresno mring putrane
mbesuk yen lahir aja nganti nglaleake
marang kang ibu kang wus nggulowentah
wiwit seko bayi nganti gedhe jumangkah
mulo ngati2 ojo podo mbantah
yen ibu nganti duka uripmu bakale susah
sopo kang wani mblenjani dawuhe ibu
opo maneh wani ngaleake kang ibu
bakal nompo dosa sajroning uripmu
kena murkane gusti  wujud bebendu
ibarat jambu jenenge jambu mete
sirahe ono ngisor sikili nang nduwure
mulo do mangertio
ibu kuwi swargo
kang biso mujudake uripmu nang ngalam dunyo
Tak lelo lelo lelo ledung
Enggal menenga ya cah bagus
Tak emban slendang batik kawung
Yen nangis mundak ibu bingung

Minggu, 20 November 2011

Tak lelo ledung

Di Jawa lagu tak lelo lelo ledung jelas tidak asing lagi. Suatu lagu yang bisa menggambarkan tradisi berpikir orang Jawa jaman dahulu, .... dan mungkin juga sampai saat ini sangat terasa pada lirik lagu tersebut. Kasih sayang orang tua, harapan, pengabdian dan pengorbanan dan bahkan orang tua kadang harus berbohong demi kebaikan anaknya. Inilah lirik lagu tak lelo lelo ledung tsb.


Tak lelo lelo lelo ledung
Cup menenga aja pijer nangis
Anakku sing ayu rupane
Yen nangis ndak ilang ayune

Tak gadang bisa urip mulyo
Dadiyo wanito  utomo
Ngluhurke asmane wong tuwa
Dadiyo pandekaring bangsa

Wis cup menenga anakku
Kae mbulane ndadari
Kaya butho nggegilani
Lagi nggoleki cah nangis

Tak lelo lelo lelo ledung
Enggal menenga ya cah ayu
Tak emban slendang batik kawung
Yen nangis mundak ibu bingung


Sulit menerjemahkan kedalam bahasa indonesia. Tak lelo lelo ledung secara arti adalah mari kutimang-timang engkau anakku. Secara singkat lagu ini adalah harapan ibu yang menginginkan anaknya untuk tidak menangis. Diamlah anaku nanti ibu doakan engkau bisa hidup mulia, menjadi anak yang utama, meninggikan nama orang tua dan menjadi pendekar bangsa. Diakhir lagu ini sang ibu akhirnya menggendong dengan selendang bathik kawung dan kembali meminta supaya sang anak diam, karena bila tidak diam ibu bisa bingung.

Jumat, 18 November 2011

5 Prinsip Steve Jobs (Copas terselubung.blogspot.com)




1. Lakukan yang kamu suka. Steve Jobs pernah berkata pada sekelompok pegawai, "Orang-orang dengan gairah bisa mengubah dunia menjadi lebih baik." Jobs mengikuti hatinya selama hidupnya dan gairah itu, katanya, yang telah membuat semua perubahan. Sangat sulit untuk membuat sesuatu yang baru, menjadi kreatif atau membuat ide novel kalau kamu tidak memiliki gairah untuk membuat kemajuan.

2. Buat perubahan untuk dunia. Semangat adalah bahan bakar roket, tetapi visi mengarahkan roket ke tujuan akhirnya. Pada tahun 1976, ketika Jobs dan Steve Wozniak mendirikan Apple bersama, visi Jobs adalah untuk menempatkan komputer di setiap tangan orang setiap hari. Pada tahun 1979, Jobs melihat awal penggunaan grafis user interface yang ditunjukkan di tempat penelitian Xerox di Palo Alto, California. Dia segera tahu bahwa teknologi bisa membuat komputer menarik untuk orang biasa. Teknologi itu akhirnya menjadi Macintosh, yang mengubah segala cara kita berinteraksi dengan komputer. Peneliti Xerox tidak menyadari potensi dari teknologi tersebut karena visi mereka terbatas untuk membuat mesin fotokopi baru. Dua orang bisa melihat suatu hal dengan sama, tetapi mempresepsikannya berbeda berdasarkan visi mereka.

3. Starter otakmu. Steve Jobs berkata, "Kreativitas berarti menghubungkan banyak hal." Menghubungkan di sini berarti mencari inspirasi dari industri lain. Jobs pernah mengambil kelas kaligrafi yang tidak ia gunakan manfaatnya sampai ia membuat Macintosh. Dia juga pergi ke Asia dan India untuk belajar perhotelan dan desain. Jobs tidak "mencuri" ide sebanyak dia menggunakan ide dari industri lain tersebut untuk menginspirasi kreasinya sendiri.

4. Jual mimpi, bukan produk. Bagi Steve Jobs, orang yang membeli rpduk Apple bukanlah "konsumen". Mereka orang-orang dengan harapan, mimpi dan ambisi. Dia membuat produk untuk membantu orang meraih mimpi mereka. Dia juga berkata, "beberapa orang berpikir kamu gila karena membeli Mac, tapi di kegilaan itu kita melihat kejeniusan." Bagaimana kita melihat konsumen kita? Mari kita bantu mengeluarkan kejeniusan mereka dan kamu akan mendapatkan hati dan pikirannya.

5. Katakan tidak untuk 1000 hal. Steve Jobs pernah berkata, "Saya bangga dengan apa yang kita tidak lakukan dan kita lakukan". Dia berkomitmen untuk membuat produk yang sederhana dengan desain rapi. Dan komitmen itu bisa dilihat dari produk-produk buatannya. Mulai dari desain iPod sampai iPad, kemasan produk Apple, sampai fungsi-fungsi di Websitenya. Di dunia Apple, inovasi berarti menghilangkan hal yang tidak perlu sehingga yang perlu bisa muncul.

Kamis, 17 November 2011

10 Nasehat Bijak Einstein Tentang Hidup Sukses



1. Buntuti Terus Rasa Ingin Tahu Anda

"Saya bukan memiliki bakat khusus. Hanya selalu menikmati rasa ingin tahu saja."
Membaca kutipan Einstein di atas membuat kita bertanya-tanya. Seperti apa rasa ingin tahu itu? Saya selalu bertanya-tanya mengapa ada orang sukses, sementara banyak lainnya gagal?

Karena itu banyak-banyaklah menghabiskan banyak waktu membaca banyak bahan. Mencari tahu koneksi berbagai hal terhadap kata 'sukses'. Mengejar jawaban rasa ingin tahu Anda adalah kunci rahasia kesukesan.


2. Tekun itu Tak Ternilai

"Saya bukannya pintar, boleh dikatakan hanya bertahan lebih lama menghadapi masalah."
Bayangkan seekor kura-kura di tengah rimba gunung, sementara dia ingin menuju pantai. Atau, apakah Anda setekun tunas mangga terus-menerus bertumbuh, berkembang sehingga akhirnya berbuah?

Ada ungkapan bagus yang popular di kalangan pegawai pos, 'Selembar prangko menjadi bernilai hanya karena ketika dia menempel pada surat hingga mengantarnya sampai ke tujuan'. Jadilah seperti prangko, selesaikan apa yang sudah Anda mulai.


3. Fokus pada saat ini.

"Seorang pria yang bisa menyetir dengan aman sementara mencium gadis cantik, sebenarnya tidak memberi penghargaan yang layak untuk ciumannya itu."
Einstein kok ngomongin tentang ciuman ya? Ah, itu kan hanya istilah saja, Tapi saya ingin cerita tentang kejadian ketika sesorang menjaga kebun duren di kebun.

Begitu banyak kera seperti menunggu si penjaga lengah dan menyikat durian ranum di atas pohon. Kemudian seorang lainnya berkata, bahwa Anda tak akan bisa menembak dua kera sekaligus.

Pengertian yang bisa disimpulkan atas kata-kata tersebut adalah, 'Seseorang bisa melakukan banyak hal, tapi bukan semua hal sekaligus'.

Belajar untuk 'berada di sini, saat ini', berikan perhatian kepada apa yang sedang Anda kerjakan. Energi terfokus adalah sumber kekuatan. Itulah perbedaan antara kesuksesan dan kegagalan.


4. Imaginasi adalah kekuatan

"Imaginasi adalah segalanya. Imaginasi adalah penarik masa depan. Imaginasi lebih penting daripada pengetahuan."
Ungkapan Einstein ini sangat terkenal. Apakah Anda berimajinasi setiap hari? Imaginasi lebih penting dari pengetahuan!

Imaginasi memainkan satu babak awal dalam pentas hidup masa depan Anda. Lagi, kata Einstein, "Tanda kejeneniusan sesungguhnya bukanlah pengetahuan melainkan imaginasi."

Sekali lagi, apakah Anda sudah melatih otot-otot imaginasi Anda setiap hari? Jangan biarkan otot-otot itu menjadi kurus dan sakit-sakitan.

Hidup tanpa imajinasi seperti mengikuti aliran sungai, pasrah mengikuti apapun kemauan dan ke mana arahnya. Tak memiliki kuasa atas apapun terhadap pilihan ataupun keinginan. Menyedihkan.


5. Buat Kesalahan

"Seseorang yang tidak pernah membuat kesalahan sebenarnya tak pernah mencoba sesuatu yang baru."
Einstein tak pernah takut dengan kesalahan. Tak perlu alergi dengan kesalahan. Catat baik-baik, KESALAHAN bukan KEGAGALAN.

Dua hal tadi berbeda. Kesalahan-kesalahan dapat membantu Anda menjadi lebih baik, lebih cepat, lebih cerdas, jika Anda menggunakannya dengan tepat tentunya.

Carilah sesuatu berbau baru (something new) dari kesalahan Anda. Seperti sudah dibilang sebelumnya, jika ingin sukses, belajar lebih banyak dari kesalahan Anda.


6. Hidup pada saat ini

"Saya tak pernah memikirkan masa depan–itu akan datang sesaat lagi."
Satu-satunya jalan agar hidup Anda baik dimasa depan adalah hidup dengan baik pada saat sekarang. Ah, lagi-lagi nasehat bijak untuk menyikapi waktu dengan tepat oleh pakar fisika quantum Einstein.

Sangat tak mungkin mengubah kemarin karena sudah terjadi. Yang bisa Anda lakukan sekarang adalah mengubah cara pandang Anda saat ini tentang kemarin agar menjadi lebih baik.

Anda juga tidak bisa mengubah besok menjadi lebih baik, kecuali jika Anda melakukan yang terbaik pada saat ini. Masalahnya hanya tentang waktu, dan waktu tidak pernah ke mana-mana kok.


7. Hargai diri Anda

"Berusahalah dengan keras bukan untuk menjadi sukses, tapi untuk menjadi lebih berharga."
Tak perlu lah banting tulang untuk menjadi lebih sukes. Luangkan waktu Anda untuk menaikkan nilai diri Anda.

Jika Anda memang bernilai, sukses akan datang menghampiri Anda. Apakah Einstein bekerja lebih keras untuk sukses? Mungkin dia hanya terus menerus berinvestasi untuk meningkatkan nilai dirinya. Sukses datang sendiri kepadanya.

Kenali bakat dan berkah karunia-Nya kepada Anda. Belajarlah mengasah mereka menjadi lebih tajam, gunakan untuk memberi manfaat sebanyak-banyaknyak kepada orang lain.

Bekerjalah untuk menjadi bernilai, sukses akan mengejar Anda. Apakah berlian harganya sama dengan kerikil? Anda punya jawabannya. Keduanya mengalami tekanan berbeda sehingga membedakan nilainya.


8. Jangan mengharapkan Hasil Berbeda

"Kegilaan: adalah melakukan sesuatu dengan cara sama berulang-ulang dan mengharapkan hasil berbeda."
Nasehat bijak Enstein di atas adalah favorit saya. Anda jangan mengharapkan hasil menjadi lebih baik jika Anda masih bertahan dengan cara yang Anda pakai sekarang.

Dengan ungkapan lain, Anda mimpi mengharapkan otot bisep Anda menjadi lebih 'seksi' jika masih mengangkat barbel ringan terus menerus.

Jika ingin hidup Anda berubah, Anda harus berubah. Mengubah cara pikir, cara pandang dan cara melakukan sesuatu.

Ketika Anda mengubah pikiran Anda, mengubah sudut pandang Anda, mengubah tindakan Anda, hidup Anda akan berubah dengan sendirinya.

Bayangkan hal berikut: Ada seorang gadis manis tepat di depanmu. Bandingkan kedua aksi berikut. Pertama, kamu senyum tulus, reaksi si gadis adalah membalas senyummu. Kedua, kamu melotot padanya, bisa ditebak apa reaksi si gadis?


9. Pengetahuan terasah melalui Pengalaman

"Informasi bukanlah pengetahuan. Satu-satunya sumber pengetahuan adalah pengalaman."
Pengetahuan itu berasal dari pengalaman. Anda bisa mendiskusikan sebuah proyek, tapi diskusi itu hanya akan memberi Anda informasi.

Anda harus melakukan proyek tersebut untuk 'tahu' apakah proyek tersebut berjalan dengan benar atau tidak.

Anda harus melakukannya untuk mengatasi munculnya masalah-masalah ditengah proyek berjalan. Itu membuat Anda memiliki pengalaman baru dan bermanfaat.

Apa pesan Einstein? Carilah pengalaman! Jangan habiskan waktumu nonton sinetron cinta sementara dirimu setengah mati menginginkan pacar, misalnya. Keluar dari duniamu sekarang dan pengalaman tak ternilai menunggumu di luar sana.


10. Pahami Aturan Main, Lalu Bermainlah Lebih Baik

"Anda harus memahami aturan permainan. Kemudian Anda harus bermain lebih baik daripada pemain lain."
Bagi Einstein, dia cukup memahami aturan-aturan dasar Fisika lalu berpikir dan bekerja lebih baik dibanding fisikawan lainnya. Sederhananya, Anda cukup melakukan dua hal saja.

Pertama, yang harus Anda lakukan adalah memahami 'peraturan' bagaimana cara Anda melakukannya.

Kedua, lakukan pekerjaan tersebut lebih baik dibanding orang lain. Jika Anda mampu melakukan dua hal ini dengan baik, sukses pasti masuk ke kantong Anda

Rabu, 16 November 2011

Ini Rindu

Ini rindu
Rindu langit pada bintang
Rindu gelap akan terang
Rindu murung akan riang
Ini rindu
Rindu bumi pada bulan
Rindu bumi kala muram
Rindu bumi saat gulita malam
Ini rindu
Rindu pantai pada lautan
Rindu pada belaian ombak bertautan
Rindu pada gemerisik pasir bertaburan
Ini rindu
Rindu kemarau pada hujan
Rindu gemericik air di dedaunan
Rindu air bah mengular ke lautan
Ini rindu
Rindu Buyung pada inang
Rindu pada nasihat nan bijak menenangkan
Rindu pada peluk cium  kasih sayang
Ini rindu
Rindu upik pada bujang
Rindu menggelora karena cinta
Rindu menggebu tuk segera bertemu
Ini rindu
Rindu muda-mudi pada janji
Rindu pada kemenangan di masa depan
Rindu pada kebahagian di hari kemudian
Dan…
Ini rindu
Rindu kehidupan pada kematian
Rindu manusia pada Tuhannya
Rindu jiwa pada pemilik sejatinya

Selasa, 15 November 2011

Surat kecil untuk Tuhan

(“kak, bolehkah aku titip sebuah surat …?”)
(“Surat apa itu”?)
(“Rahasia…”)
Kakak itu tidak menjawab, dan aku pun mulai menulis dalam kata-kata yang kuberi judul..

Surat kecil untuk Tuhan

Tuhan..
Andai aku bisa kembali
Aku tidak ingin ada tangisan di dunia ini

Tuhan…
Andai aku bisa kembali
Aku berharap tidak ada lagi
Hal yang sama terjadi padaku
Terjadi pada orang lain

Tuhan..
Bolehkah aku menulis surat kecil untuk-Mu?

Tuhan..
Bolehkah aku memohon satu hal kecil pada-Mu?

Tuhan..
Biarkan aku dapat melihat dengan mataku
Untuk memandang langit dan bulan setiap harinya..

Tuhan..
Ijinkan rambutku kembali tumbuh..
Agar aku bisa menjadi wanita seutuhnya..

Tuhan..
Bolehkah aku tersenyum lebih lama lagi..
Agar aku bisa memberikan kebahagiaan
Kepada ayah dan sahabat-sahabatku…

Tuhan..
Berikan aku kekuatan untuk menjadi dewasa
Agar aku bisa memberikan arti hidupku
Kepada siapapu yang mengenalku

Tuhan..
Surat kecilku ini adalah surat terakhir dalam hidupku
Andai aku bisa kembali  ke dunia yg kau berikan padaku..
Keke…  (Gita Sesa Wanda Chantika)

Sabtu, 05 November 2011

Robohnya Surau Kami

Sekali ini kakek begitu muram. 
“Mudah-mudahan pisau cukur ini, yg kuasah tajam-tajam ini, menggorok tenggorokannya”
“Kakek marah?”
“marah? Ya, kalu aku masih muda, tapi aku sudah tua. Sudah lama aku tak marah-marah lagi. Takut aku kalau imanku rusak karenanya.

“Sedari mudaku aku di sini bukan? Di surau ini. Tak kuingat punya istri, punya anak punya keluarga seperti orang lain. Tahu? Tak kupikirkan hidupku sendiri. Segala kehidupanku kuserahkan kepada Alloh subhanahu wata’ala. Tak pernah aku menyusahkan orang lain.

Tapi kini aku dikatakan manusia terkutuk . umpan neraka.

Aku bangun pagi-pagi. Aku bersuci. Aku pukul bedug membangunkan manusia dari tidurnya, supaya bersujud kepada-Nya. Aku sembahyang setiap waktu. Aku membaca kitab-Nya.  Apakah salahnya pekerjaanku itu? Tapi kini aku dikatakan manusia terkutuk.”

“Ajo sidi tak mengatakan aku terkutuk. Tapi begitulah kira-kiranya.”

Aku melihat mata kakek berlinang.

“Pada suatu waktu, kata Ajo sidi, di akhirat Alloh memeriksa orang-orang yg sudah berpulang. Dan diantara orang-orang yg diperiksa itu ada seorang yg di dunia dinamai haji Soleh. Haji Soleh tersenyum-senum saja, karena ia sudah begitu yakin akan dimasukkan ke surga. Bagai tak ada habis-habisnya yang berantri begitu panjang.

Akhirnya samapailah giliran haji Saleh. Lalu Tuhan mengajukan pertanyaan.

“Engkau?”
“Aku Saleh. Tapi karena aku sudah ke Mekah, Haji Saleh namaku”
‘Aku tidak Tanya nama. Takperlu’
“Apa kerjamu di dunia?”
“Aku enyembah Engkau selalu, tuhan”
“ lain?”
“Ya, Tuhanku, tak ada pekerjaanku selain dari pada beribadat kepada-Mu.
“ lain?”
Haji saleh tak dapat menjawab lagi. Ia sudah menceritakan semuanya. Api neraka tiba-tiba menghawakan kehangatanya ke tubuh Haji saleh. Dan ia menangis.

“Sungguh tidak ada lagi yg kau kerjakan di dunia selain yg kau kerjakan tadi?”
“ya itulah semuanya, Tuhanku.”

“Masuk kamu.”

Dan malaikat dengan sigapnya menjewer  haji saleh ke neraka.  Haji Saleh tidak mengerti kenapa ia di bawa ke neraka. Ia tidak mengerti apa yang dikehendaki Tuhan dari padanya dan ia percaya Tuhan tidak silap.
Sekian lama hanya mendengar judulnya. 

Akhirnya buku karangan AA navis berhasil kudapatkan. Bayangkan Bro, bukankah sedari kira kecil. Belajar bahasa Indonesia dari SD, SMP dan serta SMA kita hanya mendengar judulnya saja.

Sebagian mungkin bisa menikmatinya lebih dahulu, akan tetapi untuk siswa malas seperti ku, tak rajin membaca. Tak rajin pula ke perpus. Rasanya buku “Robohnya Surau kami” terasa sangat asing.

Buku “Robohnya Surau kami” berisi cerita-cerita satir. Namun sangat kaya dengan pesan moral. Agak sedikit sulit dicerna –tentu untuk ukuranku, yg nilai bahasa Indonesia. Pun di UN hanya dapat 6- hingga harus memelototinya lambat-lambat.

“….. kenapa engkau biarkan dirimu melarat, hingga anak cucumu teraniaya semua. Sedang harta bendamu kau biarkan orang lain yang mengambilnya untuk anak cucu mereka. Dan engkau lebih suka berkelahi antara dirimu sendiri, saling manipu, saling memereas. Aku beri engaku negeri yang kaya raya, tapi kau malas. Kau lebih suka beribadat saja, karena beribadat tidak mengeluarkan peluh, tidak membanting tulang. Sedang aku menyuruh engkau semuanya beramal disamping beribadat. Bagaimana engkau beramal kalau engkau miskin. Engkau kira Aku ini suka pujian, mabuk disembah saja, hingga kerjamu lain tidak memuji-muji dan menyembahku saja.….”

“Kesalahan engkau, karena engkau terlalu mementingkan dirimu sendiri. Kau takut masuk neraka. Karena itu kau taat sembahyang. Tapi engkau melupakan kehidupan kaummu sendiri, melupakan kehidupan anak istrimus sendiri, sehingga mereka kucar-kacir selamanya. Padahal engkau di dunia berkaum, bersaudara semuanya, tapi engkau tak mempedulikan mereka sedikitpun..”

Demikianlah cerita Ajo sidi yg kudengar dari kakek. Cerita yg memurungkan kakek.

Dan besoknya, ketika aku mau turun rumah pagi-pagi, istriku berkata aku tidak pergi menjenguk.
“Siapa yg meninggal?” tanyaku kaget.
“kakek”
“kakek?”
“Ya. Tadi subuh Kakek kedapatan mati di suraunya dalam keadaan mengerikan sekali. Ia menggorok lehernya dengan pisau cukur.”

Minggu, 30 Oktober 2011

Satu Gelas Susu

Suatu hari seorang bocah perempuan miskin sedang berjualan dari rumah ke rumah demi membiayai sekolahnya. Ia merasa lapar dan haus, tapi sayangnya ia hanya mempunyai sedikit sekali uang. Anak itu memutuskan untuk meminta makanan dari rumah terdekat. Tetapi, saat seorang gadis muda membukakan pintu, ia kehilangan keberaniannya.

Akhirnya ia hanya meminta segelas air putih untuk menawarkan dahaga. Gadis muda itu berpikir pastilah anak ini merasa lapar, maka dibawakannyalah segelas besar susu untuk anak tersebut. Ia meminumnya perlahan, kemudian bertanya, "Berapa saya berhutang kepada anda ?"

"Kamu tidak berhutang apapun kepada saya," jawabnya. "Ibuku mengajarkan untuk tidak menerima bayaran untuk perbuatan baik yang kami lakukan."

Anak itu menjawab, "Kalau begitu, saya hanya bisa mengucapkan terima kasih dari lubuk hati saya yang terdalam."

Saat Howard Kelly bocah kecil yang miskin itu meninggalkan rumah tersebut, dia bukan hanya merasa badannya lebih segar, tetapi keyakinannya pada Tuhan dan sesama manusia menjadi lebih kuat. Sebelumnya dia sudah merasa putus asa dan hampir menyerah.

Tahun demi tahun berlalu. Suatu hari ada seorang wanita muda mengalami sakit parah. Dokter yang menanganinya merasa bingung dan akhirnya mengirim wanita itu ke kota besar untuk mendapatkan pertolongan spesialis.

Dr. Howard Kelly dipanggil untuk berkonsultasi. Ketika ia mendengar nama kota tempat asal si pasien, ia segera pergi ke kamar tempat dimana wanita tersebut di rawat. Ia langsung mengenali wanita tersebut dan memutuskan untuk melakukan hal terbaik yang bisa ia usahakan untuk menolongnya. Sejak hari itu, ia memberikan perhatian khusus pada kasus ini. Setelah melewati perjuangan panjang, peperangan-pun dapat dimenangkan.

Dr. Kelly dipanggil oleh pihak administrasi untuk menandatangani kuitansi biaya yang harus dibayarkan oleh si wanita kepadanya. Ia melihat kepada kuitansi tersebut, dan kemudian menuliskan sesuatu. Kuintansi tersebut lalu dikirim ke kamar perawatan si wanita. Wanita tersebut merasa takut untuk membukanya, karena ia merasa yakin bahwa ia tidak akan mampu membayarnya. Akhirnya dengan menguatkan hati, ia melihat ke kuintansi tersebut. Sebuah tulisan pada kuitansi telah menarik perhatiannya.

Ia membaca tulisan itu:
"TELAH DIBAYAR PENUH DENGAN SATU GELAS SUSU."

Tertanda,
Dr. Howard Kelly.

Air mata mengalir dari matanya saat hatinya yang bahagia mengucapkan doa dan pujian: "Terima kasih Tuhan, kasihMu telah memancar melalui hati dan tangan manusia."

Senin, 24 Oktober 2011

Bella...

“Mba Nita.. itu siapa mba?”
“Mba Bella...  Itu namanya mas naryo” Yunita menjawab dengan wajah khasnya, selalu saja ada senyuman 10 cm, untuk pertanyaan Bella. Namun jangan coba menggodanya, bisa jadi sangat galak seperti Kak Ros di serial Upin Ipin.
“O.. Namanya Mba Bella ya?” jawabku dengan intonasi sok akrab, aku selalu punya jurus ampuh untuk menyihir anak-anak.
Tatap matanya dengan sungguh-sungguh.  Tersenyum setulus hati, dan sapalah lebih dulu.  Jika engkau beruntung, engkau bisa mengelus kepalanya, dan setelah itu..  engkau bisa berteman dengannya.
Mata bening Bella tak juga berpaling dari dariku.. menatap penuh heran..
Siapa gerangan?
“Mba Nita.. Mas Naryo itu siapa?”
“Itu mas nya mba Nita, mas nya Mb Ratna.. Masnya Mba-mba di PAY ini ”
Bella mengangguk sok paham.
Ya...
gadis 4 tahunan itu namanya Bella.  Mata bening  Bella menandakan ketajaman pikiran. Rambutnya baru dipotong setengkuk, biar mudah disisir.. biar mudah dirapikan.
Bella satu dari sekian anak baru yang aku lihat tinggal di PAY. Dia yang termuda..
“Bella baru tiga bulanan di sini mas” Nita mulai bercerita.
“Bella tidurnya sama ibu, masih terlalu kecil”
“Ya,.. jadi anaknya ibu”
“Bella asalnya dari mana?” aku memberanikan diri menyapa.
Setelah dibujuk agak lama...
“Gunung kidul mas” Bella menjawab malu-malu
“Gunung kidul itu sebelah mana Mba Bella?” aku mulai melanjutkan..
Yang ditanya bingung..  malu.. sambil sibuk menunjuk arah.. dengan tangan kecilnya..
“Mba Bella.. itu loh.. mb bella ditanya sama mas naryo” Nita mencoba membujuk..
Yang ditanya hanya tersenyum malu, melenggak-lenggok salah tingkah..
“Mba Nita.. Ini buku buat siapa?” Bella menyeletuk bertanya. Buku karangan Tere Liye yg baru kubeli di Shopping center. Kalau ketemu anak PAY, ya harus diIkhlaskan salah satunya..
“MOGA BUNDA DISAYANG ALLOH”  kuikhlaskan saja..
“Mba Nita... Ini Buat Bella ya?” tak sabaran ingin mendengar jawaban.
“Pasti buat Bella kan Mba?.. soalnya ada gambar anak-anaknya”
“Memang Bella sudah bisa Mbaca?”
Bella menggeleng..
“Kan Mba nita bisa nyeritain sama Bella” Bella tak mau kalah.
“Bella mau ko mendengarkan ceritanya, kan Mba Nita Pintar becerita..”
Bella memang banyak bertanya. Itulah yang membuatku takjub. Aku yakin suatu saat ia akan menjadi perempuan yg cerdas.
“Ibunya Bella meninggal beberapa waktu yg lalu mas..” Nita mulai bercerita.
“Kemudian diantar bapaknya kesini tiga bulan yang lalu”
“Setelah itu dia pergi begitu saja, seperti lepas tanggung jawab”
Selalu saja ada cerita yg berbeda di PAY. Selalu saja ada orang tua yang menerlantarkan anak-anaknya.  Tidak ada manusia yg bisa memilih dari mana ia akan dilahirkan. Bella juga begitu, tidak pernah meminta lahir di gunung kidul. Tidak pernah meminta ditinggal ibu sewaktu kecil. Dan tidak minta ditinggalkan begitu saja di Panti Asuhan.
Bella.. kalau boleh aku katakan padamu, sungguh engkau tetap sangat beruntung nak. Setidaknya Bella aman di sini.  Bella bisa sekolah setinggi-tingginya. Bella bisa menjadi apa saja yg Bella inginkan.
Kudoakan semoga Engkau bisa meraih cita-citamu kelak nak.. jadilah yg terbaik.. sebesar apapun kemarahanmu pada orang tuamu, Ikhlaslah engkau mendoakan kebaikannya.
Dering bel, memecahkan obrolan kami..  suara bel panjang... berarti waktunya Sholat asar, waktunya mandi, waktunya beres-beres di sore hari. Nyapu, nyuci.. nyeterika.. dan lain sebagainya..
“Mba Bella.. sudah sore.. mandi yuk?” Nita membujuk dengan senyum sepuluh centinya,
“Iya Mbak.. tapi nanti jangan lupa diceritain ya Mba..”
Yunita mengangguk.. meyakinkan.
“Mas.. Bella mandi dulu ya.. Assalamu’alaikum”
“wa’alaikumussalam.. jawabku pelan”
Dan Bella pun berlalu.. digandeng Yunita penuh kegirangan. Tak sabar ingin mendengar sebuah kisah...
‘MOGA BUNDA DISAYANG ALLOH”...

Selasa, 11 Oktober 2011

Sang Penandai

Duhai, apakah engkau akan memilih mati ketika cinta sejatimu tak terwujud? Ataukah  hanya bisa memeluk lutut, menangis tersedu, bersembunyi di balik pintu seperti anak kecil tak kebagian sebutir permen?
Jim, dipilih penjaga dongeng-dongeng, sang Penandai untuk mengukir kisah melupakan sang pujaan hati.

Terpilih untuk menggurat cerita tentang berdamai dengan masa lalu. Dia HARUS menyelesaikan pahit-getir-perjalanannya- apapun harganya!

Karena seluruh penduduk bumi sungguh membutuhkan dongeng ini.

Untuk memaknai hakikat sebenarnya patah hati!

Untuk memahami arti sebenarnya kehilangan!

Satu lagi buku “tere liye” hadir, untuk mengajarkan banyak hal.

Agar saat engkau merasa sangat berduka, sangat kehilangan, dan nyaris berputus asa..

Maka bayangkanlah..

seolah-olah engkau telah bertemu Sang Penandai, sang penjaga dongeng-dongeng. Yang akan mendatangimu bersama ribuan capung warna-warni.

Untuk menceritakan kepadamu “Dongeng terindah yang pernah ada yang cocok benar dengan dengan masa lalu, masa kini dan masa depanmu”

 Untuk mengisahkan kepadamu sebuah dongeng yg engkau gambarkan dengan tanganmu sendiri.

Untuk menguatkan hatimu bahwa “Pecinta sejati tidak akan pernah menyerah sebelum kematian itu sendiri datang menjemput dirinya…”


"Saya seumur-umur belum pernah membaca novel sampai habis. Novel yang menakjubkan!! Jim menggambarkan sosok yang tak kunjung selesai mencari jati diri dan juga hakikat cinta. Sang "Penandai", yang dijadikan penulis sebagai tokoh imaginer, menjadi simbol moral yang membimbing Jim mengarungi kehidupan yang nyaris tak bertepi. Sementara Nayla melambangkan sosok ideal yang memang hanya bisa kita gapai dalam mimpi. Sungguh, novel ini sangat menyenangkan hingga ke akhir cerita, jauh dari membosankan, dan tidak cengeng."
-- FAISAL BASRI, Pengamat Ekonomi-Politik

"Sebuah novel fantasi tentang perjalan pencarian jati diri yang berliku. Layak dinikmati."
-- HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY, Penulis Ayat-ayat Cinta

"Membaca novel ini, pembaca harus siap-siap memasuki sebuah dunia fantasi, dikuasai oleh panorama samudra. Gerakannya kolosal, tidak merujuk pada pilar sejarah dan geografi yang eksak, dengan flot tak terduga. Ribuan capung, Sang Penandai yang tak kenal masa dan cinta Nayla-semuanya kita terima sebagai pelangi fantasi banyak-warna novelis Tere Liye."
-- TAUFIK ISMAIL, Penyair

Sang penandai.. I can't stop read it...
sang penandai.. two Thumbs Up!!!