Selasa, 27 September 2011

MUHAMMAD: Lelaki Penggenggam Hujan

Senyum kasva melebar,”hampir semua bangsa meyakini bahwa hujan wahyu dari Tuhan hanya jatuh terbatas pada lingkup bangsa mereka. Namiuci  adalah bangsa yang ingin memonopoli wahyu Tuhan hanya untuk bangsa mereka.
Kasva diam sebentar. Memeriksa pengaruh kalimatnya terhadap Astu. Dia menangkap sebuah semangat di mata perempuan itu. Semangat berdiskusi yang dulu menyala di mata itu setiap hari.
“Siapa Nabi yang dibangkitkan, dia akan menghancurkan  Namiuci . Menghentikan dominasinya. Membuktikan bahwa hujan wahyu turun untuk semua bangsa dan tidak terbatas pada suatu kasta atau klan saja.”
“Dialah lelaki penggenggam Hujan sejati”

“Apa?” Kasva begitu tertarik dengan kalimat terakhir astu.

“Maksudmu, Astu?”
“Jika Namiuchi  adalah bangsa yang berusaha menggenggam hujan dan ditakdirkan gagal, berarti ada seseorang yang berhak menggenggam hujan. Memberikan kesegarannya kepada seluruh umat manusia.”

Kasva tersenyum lagi. “Engkau benar. Dialah lelaki Penggengam hujan sejati. Nabi yang dijanjikan.”

Kasva membatin, seabsurd apapun alas an takdir menggiringnya ke Gathas, itu membantunya  menemukan hal-hal menarik dan menantang kecerdasan. Dari lembar-lembar Kuntap Sukh , baru satu kata yang terdiskusikan.  Itupun sudah mampu membangkitkan gairah hidupnya, oleh misteri nabi yang dijanjikan, juga oleh diskusinya dengan Astu yang demikian mengasyikan. Kepenasaran yang membisikan sebuah kalimat di batin kasva: Amboi…. Siapakah gerangan engkau, wahai Lelaki Penggenggam Hujan?

@#%&&**(())__

Kasva pergi dari Suriah, meninggalkan Khosrou, sang Penguasa Persia tempatnya mengabdikan hidup menemukan lelaki itu:  Muhammad. Al Amin yang kelahirannya akan akan membawa rahmat bagi semesta alam, pembela kaum papa, penguasa yang adil kepada rakyatnya.

Kehidupan Kasva setelah itu berubah menjadi pelarian  penuh kesakitan dan pencarian yang tiada henti terhadap sosok yang dijanjikan. Seorang Pangeran Kedamaian yang dijanjikan  oleh semua kitab suci yang dia cari  dari setiap ungkapan ayat-ayat Zardust sampai puncak-puncak salju diperbatasan India, Pegunungan Tibet, Biara di Suriah, Istana Heraklius, dan berakhir di yastrib, sang Kota Cahaya. 

MUHAMMAD, Lelaki Penggenggam Hujan. Sebuah Novel sejarah tentang pencarian sejati seorang Kasva untuk menemukan nabi sejati. Kita dihadapkan  pada kata2 yg begitu hidup, lembaran-lembaran kisah yg menembus ruang dan waktu, menembus lebih dari separuh dunia, seakan dibawa ke dunia berabad yg lalu, berjalan beriringan dg Manusia paling Mulia di Jagat raya, untuk ikut merasakan perjuangannya..
 Sedari halaman pertama kubaca. Novel ini begitu luar biasa. Penulisnya pastilah memiliki referensi yang banyak tentang nabi.  Tasaro seperti memadukan tulisan, Jefrey lang, Karen Armstrong, Mubarokfury, Philip K. Hitti. Tamim Ansory  dan lainnya dalam satu buku, dalam sebuah novel thriller yang sangat mendebarkan.  Aku tidak berhenti membacanya sampai habis. 

"Muhammad.. Lelaki Penggenggam Hujan" I can't stop read it...

2 komentar:

  1. Tasaro itu great writer yaaa...ane juga suka banget buku ini... mudah di pahami :)

    BalasHapus
  2. sebenarnya saya mengidamkan buku yg seperti ini dari lama banget, piye le memadukan banyak cerita pada waktu bersamaan di tempat2 yg berbeda.. jadi ketahun dinamikanya, saya merasa sangat sependapat dengan tulisan Ibnu Khaldun di Mukaddimah, bahwa tren perubahan di dunia -hampir- selalu sama, biasanya terjadi diwaktu yg agak bersamaan... dengan cara-cara yg mirip dan berulang sepanjang jaman... btw terima kasih komennya mb dheet-A, adakah referensi buku lain yg mungkin bisa sy baca?

    BalasHapus