Selasa, 20 September 2011

Sawang-sinawangn

Seorang teman memberikan sebuah teka-teki... bahasa kerennya "Quiz". pada quiz itu sudah disiapkan instruksi-instruksi diatasnya.
"Ini kuiz mengandung hikmah yg baik sekali. Mohon ikuti dg fun saja dg mengisi titik2 yg ada pd kalimat di bwh ini. Anda cukup menyimpan jawaban Anda di dlm memori fikiran sj.".

Ya sudah, saya ikuti saja quiznya, kira-kira lanjutanya seperti ini...

Kuiz:
1. Allah ciptakan tertawa dan...
2. Allah itu mematikan dan ....
3. Allah ciptakan lelaki dan ....
4. Allah memberikan kekayaan dan ....

Aku jawab sekenanya saja, sesuai dengan pikiranku:
Kujawab seperti ini..

1. Menangis,
2. Menghidupkan,
3. Perempuan, erseny
4. Kemiskinan.




Temanku tersenyum saja melihat jawabanku. Sambil lalu, dia bilang padaku. "Kang cobalah mbok simak QS Al-Najm [53]: 43-48:, coba cocokkan jawabanmu dengan jawaban Al-Qur'an. "


Aku tertegun membacanya.. Subhanalloh..

Al-Qur'an menjawabnya begini:

43. ... Dialah yg menjadikan org tertawa dan MENANGIS;
44. ... Dialah yg mematikan dan meng-HIDUP-kan;
45. ... Dialah yg menciptakan ... laki2 dan PEREMPUAN;
48. ... Dialah yg memberi kekayaan dan KECUKUPAN. 

Ternyata jwbn kita utk no 1-3, umumnya cocok dg Al-Quran. Tapi, jwbn kita utk no 4 umumnya tidak cocok. Jawaban versi Quran bukan KEMISKINAN, tapi... KECUKUPAN.

" Sawang-sinawangan " sepertinya itulah istilah yang paling pas. soalnya nggak ada bahasa indonesia-nya. tak cari-cari dikamus ndak ketemu. lha wong bahasa jawa masa di cari dikamus bahasa indonesia. tapi kira-kira arti yang tepat bahwa 'kebanyakan' dari kita.... kita?... yah... kita sering merasa.. orang lain hidup lebih bahagia dari pada diri kita... sedangkan kita selalu dirundung masalah... gaji kurang... istri kurang cantik... cerewet... anak nakal... teman2 egois... mertua galak.. boz njengkelin... dan lain sebagainya... sedangkan orang lain... kayaknya bahagia... ketawa sana-sini... hilir mudik ngalor-ngidul... makan2.... gandengan sana sini.... keto e bahagia banget... kira-kira itu yang namanya sawang-sinawangan... setuju ndak?

Dan ternyata seperti itulah kebanyakan dari kita menjalani kehidupan ini. Sebagian besar dari kita lebih memilih membayangkan kehidupan kita, dalam ukuran kehidupan orang lain. Lebih sering merasa kekurangan dengan nikmat jelas-jelas teramat baik. Bukankah kita hanya diberi tanggung jawab dengan apa-apa yg bisa kita emban. tidak lebih, tidak kurang. Alloh sudah menakar sesua ukuran yg pantas.

Maka..
mulailah besyukur... dari 'hal yang kita anggap kecil'...... tetaplah berpikir positif.... niat baik... bekerja sungguh-sungguh... dan pasrahkan hasil akhirnya kepada-Nya.... berhentilah berfikir bahwa orang lain lebih bahagia... karena itu berarti anda membenamkan diri dalam lumpur kesedihan... bahkan sejak anda bangun tidur.  Mulailah dengan penrimaan dengan diri anda... memahami kelebihan dan kekurangan anda.... pahami orang2 terdekat anda. jikalau cara ini tetap tidak membuat anda bahagia... mulailah dengan merasa bahwa anda mendapat nikmat yang tidak kalah banyak dengan orang lain... mulailah dengan mensukuri istri yang biar tidak cantik... cerewet... bau... sebagai satu-satunya orang yg mau menerima keberadaan anda apa adanya.... yang klo tidur ngorok... bau... sering terlambat pulang.... pemarah... temperamen. Mulailah dengan mensyukuri anak2 anda yang bawel... rewel... nakal.... yang selalu menunggu saat anda tidak pulang... yang selalu bergelayut meski bapaknya orang paling temperamen sedunia. Mulailah dengan mensyukuri atasan anda yang pemarah... cerewet... suka menyalahkan anda... Tidak peduli dengan anda... tapi masih bergantung pada kemampuan anda dalam bekerja... masih mengandalkan anda dalam tugas2 yang teramat sulit.... tidakkah anda tahu... betapapun anda orang paling menyebalkan.... ada banyak orang2 tetap setia kepada anda... ada begitu banyak orang2 orang yang mau menerima keberadaan anda....

Sesungguhnya Allah SwT hanya memberi kekayaan & kecukupan.

Yg menciptakan kemiskinan adlh kita sendiri, manusia. Bisa karena ketidakadilan ekonomi; bisa juga karena rasa miskin itu kita bangun di dlm pikiran kita sendiri.


Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar